Uji kesesuaian radiografi merupakan teknik inspeksi non-destruktif yang telah menjadi tulang punggung dalam memastikan integritas struktural berbagai komponen industri. Metode ini memungkinkan para insinyur dan teknisi untuk “melihat” ke dalam material tanpa merusaknya.
Dalam dunia industri modern, pengujian radiografi menjadi krusial untuk mendeteksi cacat tersembunyi yang tidak terlihat oleh mata telanjang. Berbagai lembaga uji kesesuaian telah mengembangkan standar ketat untuk memastikan hasil yang akurat dan konsisten dalam implementasinya.
Dilansir dari berbagai sumber teknis dan standar industri, kami telah merangkum teknik, prosedur, dan aplikasi metode pengujian radiografi umum yang menjadi fondasi penting dalam kontrol kualitas berbagai sektor industri.
Radiografi adalah teknik inspeksi yang menggunakan radiasi pengion berupa sinar X atau sinar gamma untuk mendeteksi cacat internal pada material. Menurut ASTM E 1316, radiologi didefinisikan sebagai ilmu dan aplikasi dari sinar X, sinar gamma, dan radiasi lainnya, sementara pemeriksaan radiografi adalah penggunaan radiasi tersebut untuk mendeteksi diskontinuitas pada bahan uji material[8].
Prinsip kerja metode radiografi melibatkan tiga elemen utama:
Radiasi menembus material dengan tingkat penetrasi berbeda tergantung pada densitas dan ketebalan material. Variasi dalam absorpsi radiasi ini kemudian direkam pada film atau detektor digital, menghasilkan gambaran yang menunjukkan kondisi internal material.
Beberapa teknik utama dalam pengujian radiografi meliputi:
Teknik tradisional yang menggunakan film radiografi untuk merekam gambar. Film diproses di ruang gelap (dark room) melalui tahapan pembangkitan (developing), pembilasan (rinsing), penetapan (fixing), pencucian (washing), dan pengeringan (drying). Teknik ini merupakan metode tertua dan “tradisional” dalam akuisisi gambar radiografi.
Menggunakan plat fosfor yang dapat digunakan ulang sebagai pengganti film. Plat ini menyimpan radiasi sebagai gambar laten yang kemudian dipindai dengan laser untuk menghasilkan sinyal listrik yang dikonversi menjadi gambar digital. CR bertindak sebagai jembatan antara film radiografi dan radiografi digital.
Menggunakan panel detektor digital tetap untuk menangkap gambar secara langsung dengan mengubah radiasi menjadi muatan listrik dan kemudian menjadi gambar digital. Kecepatan tampilan gambar DR jauh lebih cepat (hampir real-time) dibandingkan dengan CR.
Teknik yang menggunakan beberapa paparan radiografi pada sudut berbeda untuk menciptakan gambar potongan melintang, menghasilkan peta 3D dari kondisi objek yang diuji[7]. CT memberikan informasi dalam tiga dimensi, yaitu rincian dari setiap lapisan puluhan suatu benda uji sehingga kondisi dan posisi dari cacat dapat ditentukan dengan lebih akurat.
Sinar X atau gamma memancar pada bagian benda yang dipasang alat uji. Sinar tersebut akan menembus benda sehingga terdeteksi jenis atau reaksi yang ditimbulkan. Kemudian akan diperoleh hasil dalam bentuk data dari pengujian tersebut.
Film radiografi yang berhasil mendeteksi adanya radiasi selanjutnya akan diproses. Proses tersebut dilakukan dalam ruangan yang gelap. Akan ada beberapa tingkat hasil radiasi yang terdeteksi oleh film. Itu akan terlihat dari derajat hitam dan putih yang mengindikasikan kerapatan film.
Banyak sedikitnya energi yang diserap tergantung dari kepadatan dan ketebalan benda. Ketika film berkembang, maka akan diperoleh area gelap. Sedangkan pada film dengan sedikit energi akan lebih ringan. Sehingga dari sini akan terbaca adanya retakan ketika terjadi diskontinuitas.
Prosedur pengujian radiografi meliputi beberapa tahapan penting:
Berdasarkan sensitivitas radiografi dan ketebalan material, ditentukan apakah menggunakan sinar X atau sinar gamma.
Sesuai dengan kode dan regulasi, dipilih penetrameter tipe utuh atau tipe kawat.
Umumnya menggunakan teknik paparan dinding tunggal atau dinding ganda, serta menentukan jarak dari sumber ke objek dan objek ke film.
Objek disinari dengan radiasi dalam waktu tertentu, dengan durasi dipengaruhi oleh ketebalan objek, jarak objek ke sumber radiasi, aktivitas sumber radiasi, dan grade film.
Film diproses di ruang gelap untuk mendapatkan gambaran radiografi yang permanen.
Pembacaan dan analisis hasil radiografi oleh personel yang berkualifikasi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas hasil radiografi:
Parameter | Pengaruh |
Ketebalan material | Menentukan intensitas radiasi |
Jarak sumber | Mempengaruhi definisi gambar |
Waktu eksposur | Menentukan kontras gambar |
Kualitas film | Mempengaruhi sensitivitas deteksi |
Teknik pemrosesan | Mempengaruhi kejelasan gambar |
Pengujian radiografi digunakan secara luas dalam berbagai industri:
Radiografi industri untuk pengujian non-destruktif digunakan untuk memeriksa beton dan berbagai jenis las, seperti pada pipa gas dan air, tangki penyimpanan, dan elemen struktural. Teknologi ini dapat mengidentifikasi retak atau cacat yang mungkin tidak terlihat secara kasat mata.
Prosedur keselamatan khusus wajib diterapkan dalam pengujian radiografi karena sinar X dan gamma berbahaya bagi kesehatan manusia. Beberapa aspek keselamatan yang perlu diperhatikan:
Karena adanya radioaktivitas dalam pengujian radiografi, sangat penting untuk memastikan bahwa Peraturan Radiasi Pengion (2017) dan aturan lokal spesifik lokasi dipatuhi dengan ketat selama operasi.
Kelebihan:
Keterbatasan:
Metode pengujian radiografi terus berkembang sebagai teknik inspeksi vital dalam industri modern. Keberhasilan implementasinya bergantung pada kepatuhan terhadap prosedur standar dan komitmen terhadap keselamatan.
Dengan pemahaman yang komprehensif dan implementasi yang tepat, pengujian radiografi dapat memberikan hasil yang optimal dalam berbagai aplikasi industri, memastikan kualitas, keamanan, dan keandalan produk dan struktur.
Dengan dukungan dari badan internasional seperti IAEA yang mempromosikan penggunaan teknologi pengujian non-destruktif untuk mempertahankan standar kontrol kualitas yang ketat untuk pengoperasian instalasi nuklir dan industri lainnya secara aman, metode radiografi akan terus menjadi alat penting dalam memastikan integritas struktural berbagai komponen industri.